twitter


Pendidikan Kepamongprajaan di IPDN dikonsentrasikan pada Program Diploma IV (D-IV) pada se­mester I, II, 111, IV, V dan VI setelah masuk semester VI I dan VIII dilaksanakan penjurusan dan pengalihan ke Program Strata Satu (S-1). Pada Kampus IPDN di Cilandak Jakarta diselenggarakan Program Pascasarjana Strata Dua (S-2) dan Strata Tiga (S-3), program profesi kepamongprajaan serta kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Proses Pendidikan di IPDN Meliputi :
1. TATA CARA PENERIMAAN CALON PRAJA
2. LAMA DAN BIAYA PENDIDIKAN
3. KENAIKAN PANGKAT
4. ORGANISASI KORPS PRAJA
5. KUALIFIKASI HASIL PENDIDIKAN
6. TEMPAT PENDAFTARAN
TATA CARA PENERIMAAN CALON PRAJA
A. Syarat-syarat Umum:
  1. Foto Copy Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA)/ dengan nilai minimal rata-rata 7,00 (tujuh koma nol nol) yang dilegalisasi dan disahkan oleh kepala sekolah;
  2. Surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian setempat;
  3. Surat keterangan berbadan sehat, tidak cacat jasmani/rohani, tidak bertato/bekas tato dan tidak buta warna. Dalam hal berkaca mata diberikan toleransi maksimal ukuran plus dan minus 1.0 (satu koma nol) dan tidak menggunakan contact lens, dari dokter pemerintah setempat;
  4. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 untuk wanita;
  5. Surat keterangan belum pernah menikah/kawin/hamil/melahirkan dari kepala desa/kelurahan setempat. Adapun tes kehamilan akan dilksanakan pada saat pantukhir;
  6. Surat keterangan bebas narkoba;
  7. Surat pernyataan sanggup tidak menikah/kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan secara tertulis diatas kertas bermaterai Rp. 6.000,- yang diketahui oleh orang tua/wali;
  8. Bersedia mengembalikan biaya yang telah dikeluarkan pemerintah sejak proses penerimaan sampai pelaksanaan pendidikan apabila mengundurkan diri atau diberhentikan karena melakukan kesalahan atau melanggar peraturan pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,- yang diketahui oleh orang tua/wali;
  9. Surat pernyataan untuk sanggup mengikuti pendidikan di kampus IPDN dan mentaati segala peratuan yang berlaku di kampus IPDN dan dinyatakan secara tertulisdi atas kertas bermaterai Rp. 6.000,- yang diketahui oleh orang tua/wali;
  10. Pas photo hitam putih menghadap ke muka dan tidak memakai kacamata, ukuran 3×4 cm sebanyak 5 (lima) lembar;
  11. Mengisi formulir biodata peserta menggunakan huruf kapital dengan tinta hitam (sebagaimana lampiran 1)
  12. Bagi calon peserta tes yang masih menduduk kelas III Sekolah Menengah Atas wajib menyerahkan surat keterangan dari kepala sekolah yang menyatakan bahwa calon peserta sudah kelas III untuk mendaftar sebagai peserta tes calon praja IPDN.
B. Syarat-syarat Khusus:
  1. Berkas administrasi harus lengkap.
  2. Lulus tes kesehatan yang dinyatakan oleh Tim Penguji Kesehatan PNS Provinsi.
  3. Lulus Psikotes yang dilakukan oleh Lembaga Psikologi yang ditunjuk.
  4. Lulus Tes Akademis yang diselenggarakan oleh Pemda Provinsi dengan materi tes dari Departemen Dalam Negeri, terdiri dari:
    • Pancasila, UUD 1945
    • Pengetahuan Umum
    • Bahasa Indonesia
    • Bahasa Inggris
    • Matematika


PENERIMAAN CALON PRAJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2010/2011
Kementerian Dalam Negeri pada Tahun Ajaran 2010/2011 membuka kesempatan bagi putera/puteri Warga Negara Republik Indonesia mengikuti pendidikan tinggi kepamongprajaan (Diploma IV) pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).
A. SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN:
1. Warga Negara Republik Indonesia;
* Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) tahun kelulusan 2008, 2009 dan 2010, dengan nilai minimal rata-rata Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy Ijazah/STTB yang disahkan oleh Kepala Sekolah;
Bagi pendaftar yang masih duduk di kelas XII pada tahun 2010 dapat mendaftarkan diri dengan menyertakan Surat Keterangan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan masih duduk di kelas XII yang ditandatangani/disahkan oleh Kepala Sekolah SMA/MA yang bersangkutan;
* Lulusan ujian paket C SMA/MA, Usia maksimal 21 tahun per tanggal 1 September 2010, Lulus ujian paket C tahun 2008 dan 2009 dan Nilai rata-rata Ijazah Paket C minimal 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.
1. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita;
2. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Tingkat Kabupaten/Kota setempat;
3. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah Sakit Umum Daerah atau Puskesmas setempat;
4. Pendaftaran dilampiri dengan:
* Surat Pernyataan belum pernah menikah/kawin, hamil/ melahirkan yang diketahui oleh orang tua/wali dan disahkan Kepala Desa/Lurah setempat;
* Surat Pernyataan sanggup tidak menikah/kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
* Surat Pernyataan bersedia mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan pemerintah dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak hormat dan atau melanggar peraturan pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp.6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
* Surat Pernyataan bersedia mengikuti proses pendidikan di Kampus IPDN Pusat atau Daerah yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00; dan
* Pasphoto berwarna menghadap kedepan dan tidak memakai kacamata, ukuran 3 x 4 cm sebanyak lima lembar.




Silahkan bersiap-siap untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tingi. Mulai tanggal 19 April 2010, IPDN akan membuka Pendaftaran Calon Praja untuk Tahun Ajaran 2010/2011. berikut pengumuman resmi dariKementrian Dalam Negeri Republik Indonesia :

PENERIMAAN CALON PRAJA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
TAHUN AJARAN 2010/2011

Kementerian Dalam Negeri pada Tahun Ajaran 2010/2011 membuka kesempatan bagi putera/puteri Warga Negara Republik Indonesia mengikuti pendidikan tinggi kepamongprajaan (Diploma IV)  pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).


A.  SYARAT-SYARAT PENDAFTARAN: 
  1. Warga Negara Republik Indonesia;
  • Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) tahun kelulusan 2008, 2009 dan 2010, dengan nilai minimal rata-rata Ijazah/Surat Tanda Tamat Belajar (STTB) 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy Ijazah/STTB yang disahkan oleh Kepala Sekolah;
    Bagi pendaftar yang masih duduk di kelas XII pada tahun 2010 dapat mendaftarkan diri dengan menyertakan Surat Keterangan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan masih duduk di kelas XII yang ditandatangani/disahkan oleh Kepala Sekolah SMA/MA yang bersangkutan;
  • Lulusan ujian paket C SMA/MA, Usia maksimal 21 tahun per tanggal 1 September  2010, Lulus ujian paket C tahun 2008 dan 2009 dan Nilai rata-rata Ijazah Paket C minimal 7,00 yang dibuktikan dengan photocopy yang disahkan oleh Kepala Dinas Pendidikan setempat.
  1. Tinggi badan sekurang-kurangnya 160 cm untuk pria dan 155 cm untuk wanita;
  2. Surat Keterangan Catatan Kepolisian dari Kepolisian Tingkat Kabupaten/Kota setempat;
  3. Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah Sakit Umum Daerah atau Puskesmas setempat;
  4. Pendaftaran dilampiri dengan:
  • Surat Pernyataan belum pernah menikah/kawin, hamil/ melahirkan yang diketahui oleh orang tua/wali dan disahkan Kepala Desa/Lurah setempat;
  • Surat Pernyataan sanggup tidak menikah/kawin selama mengikuti pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp. 6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
  • Surat Pernyataan bersedia mengembalikan seluruh biaya selama pendidikan yang telah dikeluarkan pemerintah dikarenakan mengundurkan diri, diberhentikan dengan hormat maupun dengan tidak hormat dan atau melanggar peraturan pendidikan yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas bermaterai Rp.6.000,00 yang diketahui oleh orang tua/wali;
  • Surat Pernyataan bersedia mengikuti proses pendidikan di Kampus IPDN Pusat atau Daerah yang dinyatakan secara tertulis di atas kertas  bermaterai  Rp. 6.000,00; dan
  • Pasphoto berwarna menghadap kedepan dan tidak memakai kacamata, ukuran 3 x 4 cm  sebanyak lima lembar.
B.  WAKTU DAN TEMPAT PENDAFTARAN 
  1. Pendaftaran dilaksanakan mulai tanggal 19 April sampai dengan tanggal 23 April 2010;
  2. Tempat pendaftaran di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
C.   JADWAL TES
  1. Tes Psikologi pada tanggal 17 Mei sampai dengan tanggal 19 Mei 2010 di Ibukota Provinsi;
  2. Tes Kesehatan dan Kesamaptaan pada  tanggal  21 Juni  sampai dengan tanggal  22 Juni 2010 di Ibukota Provinsi;
  3. Tes Akademis pada tanggal 6 Juli 2010 di Ibukota Provinsi;
  4. Penentuan akhir (cek administrasi, cek kesehatan, cek kesamaptaan dan wawancara) pada tanggal 28 Juli  sampai dengan tanggal 4 Agustus 2010 bertempat di Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat.
  5. Khusus Provinsi Papua dan Papua Barat, pelaksanaan Tes Kesehatan, Tes Kesamaptaan, Tes Akademis, cek administrasi, dan wawancara  dilaksanakan secara simultan/berurutan, sebagai berikut:
  • Tes Kesehatan dan Kesamaptaan dilaksanakan pada  tanggal  21 Juni sampai dengan tanggal  22 Juni 2010;
  • Tes Akademis dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2010;
  • Cek administrasi dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan tanggal 26 Juni 2010.
 D.  SISTEM SELEKSI 
Pelaksanaan seleksi menggunakan sistem gugur, yaitu peserta dapat mengikuti seleksi tahap berikutnya apabila lulus/memenuhi syarat pada tahap sebelumnya, kecuali bagi peserta yang mendaftar di Provinsi Papua dan Papua Barat berlaku ketentuan sebagaimana tersebut dalam huruf C angka 5 di atas.



Ada Yang Hilang
oleh: Ipang

Aku hanya bisa terdiam
Melihat kau pergi dari sisiku
Dari sampingku
Tinggalkan aku seakan semuanya
Yang pernah terjadi
Tak lagi kau rasa

Masih adakah tentang aku
Di hatimu yang kau rasakan
Coba kau rasakan
Mudahkah bagimu untuk hapuskan
Semua kenangan bersama denganku
Tak pernah sedikit pun
Aku bayangkan betapa hebatnya
Cinta yang kau tanamkan

(I)
Hingga waktu beranjak pergi
Kau mampu hancurkan hatiku

Reff :
Ada yang hilang dari perasaanku
Yang terlanjur sudah
Kuberikan padamu
Ternyata aku tak berarti tanpamu
Berharap kau tetap di sini
Berharap dan berharap lagi


Jenis Karangan

1. DESKRIPSI

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh deskripsi berisi fakta:
Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya:
Keindahan Bukit Kintamani
Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional
Keadaan ruang praktik
Keadaan daerah yang dilanda bencana
Langkah menyusun deskripsi:
Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan
Tentukan tujuan
Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan
Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan
Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

2. NARASI

Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik.

Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.

Contoh narasi yang berupa fiksi:
novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana:
awal – tengah – akhir

Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.

Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.

Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno

Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.

Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.
.

Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.

Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?

Langkah menyusun narasi (fiksi):
Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

3. EKSPOSISI

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.

Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.

Contoh:

Pada dasarnya pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing. Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan.

Dalam bidang auditing pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.

Topik yang tepat untuk eksposisi, antara lain:
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
Peranan majalah dinding di sekolah
Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Tidak jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja.

Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.

Contoh paparan proses:

Cara mencangkok tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang
subur, dan sabut secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan
sehat dengan diameter kira-kira 1,5
sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat
dan dikelupas sampai bersih kira-kira
sepanjang 10 cm.
Langkah menyusun eksposisi:
Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.

4. ARGUMENTASI

Karangan ini bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta sebagai alasan/ bukti.
Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan sebagai penyokong opini tersebut.

Contoh:
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.
Tema/ topik yang tepat untuk argumentasi, misalnya:
Disiplin kunci sukses berwirausaha
Teknologi komunikasi harus segera dikuasai
Sekolah Menengah Kejuruan sebagai aset bangsa yang potensial

Langkah menyusun argumentasi:

Menentukan topik/ tema
Menetapkan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi

5. PERSUASI

Karangan ini bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Dalam persuasi pengarang mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.

Topik/ tema yang tepat untuk persuasi, misalnya:

Katakan tidak pada NARKOBA
Hemat energi demi generasi mendatang
Hutan sahabat kita
Hidup sehat tanpa rokok
Membaca memperluas cakrawala
Langkah menyusun persuasi:
Menentukan topik/ tema
Merumuskan tujuan
Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Menyusun kerangka karangan
Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi


Anda Tipe Perempuan Seperti Apa ??
 


Setiap orang pasti memiliki pemikiran dan impian-impian tentang suatu hubungan yang bahagia. Michelle Cove, seorang penulis, melakukan penelitian dengan mewawancarai lebih dari 100 perempuan.

Dia mencoba menentukan apa saja yang menjadi keinginan dan mimpi dari para perempuan lajang tentang suatu hubungan. Setelah mewawancarai para peremuan tersebut, Cove menyimpulkan semua keinginan dan impian tersebut dalam 12 kategori.

1. Pencari "soulmate"
Perempuan ini percaya setiap orang memiliki belahan jiwa dan ia akan melakukan apa saja untuk bisa menemukan "the one".

Sayangnya, kadang-kadang ia terlalu terfokus untuk mencari pria yang tepat sehingga melewatkan pria-pria lain yang mungkin akan cocok untuknya.

2. Ingin bangkit
Lajang yang baru saja mengakhiri hubungan yang menyakitkan akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik. Ia tidak menyesali apa yang terjadi dan berusaha mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi.

3. Mengalir saja
Perempuan seperti ini lebih suka membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Dia lebih suka hidup sendiri daripada berburu pria dengan berbagai cara. Bila akhirnya ia bertemu jodoh, hal itu terjadi secara alami.

4. Menunggu
Mereka percaya dengan kisah-kisah dongeng, di mana para perempuan menunggu untuk "diselamatkan" oleh seorang pangeran. Perempuan ini yakin suatu saat akan ada pria yang mampu mengangkat kehidupannya dan ia memilih menunggu kehadiran pria tersebut.

5. Telat kawin
Seumur hidupnya ia memuaskan keinginan dirinya untuk meraih kepuasan, entah itu dalam karier, pergaulan, maupun pencapaian lainnya. Ketika akhirnya ia merasa sudah waktunya mencari calon suami, ia menghentikan begitu saja segala aktivitas yang semula menjadi prioritasnya.

6. Tipe bebas
Perempuan pada kategori ini selalu mengkhawatirkan apakah dia harus memilih antara hidup sendiri dan berkomitmen. Biasanya, dia akan memilih hidup sendiri, tetapi bebas menentukan arah hidupnya.

7. Ingin menikah
Perempuan ini biasanya baru akan berkhayal tentang suatu pernikahan setelah seumur hidupnya tidak memedulikan konsep pernikahan. Hal ini biasanya terdorong oleh suatu peristiwa besar yang membuka pikirannya bahwa sesuatu yang semula diyakininya ternyata tidak tepat.

8. Pembelot
Perempuan yang tak lagi ingin hidup dengan cara yang sama yang dijalani komunitasnya meskipun dulunya ia juga penganut gaya hidup tersebut. Ia ingin menemukan cara yang sesuai dengan pilihan hatinya meskipun itu berarti harus meninggalkan teman-temannya.

9. Ingin beda
Perempuan yang ingin menikah, tetapi juga merasakan kekuatan untuk menjalani suatu pernikahan yang tidak konvensional. Perbedaan itu bisa dimulai sejak menentukan konsep pernikahannya.

10. Menjadi ibu
Perempuan ini selalu berpikir, suatu saat ia pasti akan menjadi ibu. Namun, dia berharap tidak ada orang lain yang mendesaknya segera mewujudkan harapannya itu. Bahkan, kadang-kadang ia sebenarnya merasa tidak harus menikah untuk mempunyai anak.

11. Lambat dan mantap
Perempuan ini, mungkin juga seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, berharap menikah pada waktu yang tepat. Sementara itu, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menghiraukan segala desakan atau tekanan dari teman-teman atau keluarganya untuk segera menikah.

12. Para perintis
Perempuan ini merasa kehidupan pernikahan tidak cocok untuknya. Maka, ia mencoba menemukan cara baru untuk mendapatkan kebahagiaan.

Setiap orang pasti memiliki kategori sendiri karena pada dasarnya jalan hidup setiap orang memang berbeda. Tidak ada orang yang sempurna dalam menjalani sebuah hubungan. Jadi, termasuk dalam kategori apakah Anda?


Anda Tipe Perempuan Seperti Apa ??
 


Setiap orang pasti memiliki pemikiran dan impian-impian tentang suatu hubungan yang bahagia. Michelle Cove, seorang penulis, melakukan penelitian dengan mewawancarai lebih dari 100 perempuan.

Dia mencoba menentukan apa saja yang menjadi keinginan dan mimpi dari para perempuan lajang tentang suatu hubungan. Setelah mewawancarai para peremuan tersebut, Cove menyimpulkan semua keinginan dan impian tersebut dalam 12 kategori.

1. Pencari "soulmate"
Perempuan ini percaya setiap orang memiliki belahan jiwa dan ia akan melakukan apa saja untuk bisa menemukan "the one".

Sayangnya, kadang-kadang ia terlalu terfokus untuk mencari pria yang tepat sehingga melewatkan pria-pria lain yang mungkin akan cocok untuknya.

2. Ingin bangkit
Lajang yang baru saja mengakhiri hubungan yang menyakitkan akan melakukan apa pun yang bisa dilakukan untuk bangkit dari keterpurukan dan menjadi lebih baik. Ia tidak menyesali apa yang terjadi dan berusaha mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi.

3. Mengalir saja
Perempuan seperti ini lebih suka membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Dia lebih suka hidup sendiri daripada berburu pria dengan berbagai cara. Bila akhirnya ia bertemu jodoh, hal itu terjadi secara alami.

4. Menunggu
Mereka percaya dengan kisah-kisah dongeng, di mana para perempuan menunggu untuk "diselamatkan" oleh seorang pangeran. Perempuan ini yakin suatu saat akan ada pria yang mampu mengangkat kehidupannya dan ia memilih menunggu kehadiran pria tersebut.

5. Telat kawin
Seumur hidupnya ia memuaskan keinginan dirinya untuk meraih kepuasan, entah itu dalam karier, pergaulan, maupun pencapaian lainnya. Ketika akhirnya ia merasa sudah waktunya mencari calon suami, ia menghentikan begitu saja segala aktivitas yang semula menjadi prioritasnya.

6. Tipe bebas
Perempuan pada kategori ini selalu mengkhawatirkan apakah dia harus memilih antara hidup sendiri dan berkomitmen. Biasanya, dia akan memilih hidup sendiri, tetapi bebas menentukan arah hidupnya.

7. Ingin menikah
Perempuan ini biasanya baru akan berkhayal tentang suatu pernikahan setelah seumur hidupnya tidak memedulikan konsep pernikahan. Hal ini biasanya terdorong oleh suatu peristiwa besar yang membuka pikirannya bahwa sesuatu yang semula diyakininya ternyata tidak tepat.

8. Pembelot
Perempuan yang tak lagi ingin hidup dengan cara yang sama yang dijalani komunitasnya meskipun dulunya ia juga penganut gaya hidup tersebut. Ia ingin menemukan cara yang sesuai dengan pilihan hatinya meskipun itu berarti harus meninggalkan teman-temannya.

9. Ingin beda
Perempuan yang ingin menikah, tetapi juga merasakan kekuatan untuk menjalani suatu pernikahan yang tidak konvensional. Perbedaan itu bisa dimulai sejak menentukan konsep pernikahannya.

10. Menjadi ibu
Perempuan ini selalu berpikir, suatu saat ia pasti akan menjadi ibu. Namun, dia berharap tidak ada orang lain yang mendesaknya segera mewujudkan harapannya itu. Bahkan, kadang-kadang ia sebenarnya merasa tidak harus menikah untuk mempunyai anak.

11. Lambat dan mantap
Perempuan ini, mungkin juga seperti kebanyakan perempuan pada umumnya, berharap menikah pada waktu yang tepat. Sementara itu, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk tidak menghiraukan segala desakan atau tekanan dari teman-teman atau keluarganya untuk segera menikah.

12. Para perintis
Perempuan ini merasa kehidupan pernikahan tidak cocok untuknya. Maka, ia mencoba menemukan cara baru untuk mendapatkan kebahagiaan.

Setiap orang pasti memiliki kategori sendiri karena pada dasarnya jalan hidup setiap orang memang berbeda. Tidak ada orang yang sempurna dalam menjalani sebuah hubungan. Jadi, termasuk dalam kategori apakah Anda?